KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmanirrahim
Alhamdulillah puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Ilahi
Rabby, yang mana telah melimpahkan nikmat kepada kita terutama nikmat yang
paling besar yaitu nikmat Iman dan Islam. Shalawat serta salam semoga selalu
tercurah kepada junjungan kita yakni Nabi Muhammad saw., juga tak lupa kepada
keluarga-Nya, sahabat-sahabat-Nya, tabi’in itbauttabi’in dan seluruh umat yang
setia mengikuti ajaran-Nya semoga mendapatkan syafaat di yaumul jaza wal hisab
amiin.
Penulis bersyukur kepada Allah swt. karena berkat limpahan
Taupik dan Hidayah serta Inayah-Nya penulis dapat menyusun makalah dengan judul
“KEHIDUPAN RASULULLAH SAW”, penulis juga berterima kasih pada berbagai pihak
yang telah membantu dalam pembuatan makalah ini.
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih
dalam batas minimal sehingga terdapat banyak sekali kekurangan atau jauh dari
kesempurnaan, berhubungan dengan wawasan atau ilmu yang penulis miliki. Oleh
karena itu, kritik dan saran yang konstruktif atau yang dapat membangun sangat
penulis harapkan untuk perbaikan penulisan selanjutnya.
Semoga karya kecil ini dapat bermanfaat baik bagi penulis
maupun bagi pembaca.
MAKASSAR, 1 DESEMBER 2013
|
DAFTAR ISI
JUDUL……………………………………………………………………………………..…..…i
KATA
PENGANTAR…………………………………….......................……........................... ii
DAFTAR
ISI …………………………………………………................................................... iii
BAB
I PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang...............................................................................................................................1
1.2
Rumusan
Masalah.........................................................................................................................1
1.3
Tujuan............................................................................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Masa Kelahiran Nabi Muhammad SAW dan Kebiasaan
Masyarakat Jahiliyah...........................................................................................................................................2
2.2
Sifat-sifat Muhammad SAW yang Terpuji Dalam Al-Qur’an dan Taurat......................................3
2.3
Nabi Muhammad Berdagang...........................................................................................................3
2.4
Nabi Muhammad Berkeluarga ........................................................................................................4
2.5
Nabi Muhammad di Angkat Menjadi Rasul................................................................................................................................................5
2.6
Nabi Muhammad Berdakwah.......................................................................................................................................6
2.7
Tekanan dan Ancaman Kafir Quraisy..............................................................................................8
BAB III PENUTUP
3.1
Kesimpulan.....................................................................................................................................iv
3.2
Saran........................................................................................................................................iv
DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………………………………v
|
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang Masalah
Nabi Muhammad saw. merupakan suri tauladan atau uswah
hasanah bagi umat islam. Sebagai umat islam kita ditungtut untuk mengetahui
sejarah perjuangan Nabi Muhammad saw. membawa umat manusia dari zaman jahiliah
ke zaman kepintaran, dari zaman kegelapan ke zaman terang benderang, dan dari
biadab menjadi beradab.
Perjuangan Nabi Muhammad itu tidak berjalan dengan mulus
tapi banyak rintangan dan tantangan yang terus menghampiri, contohnya hinaan,
cemoohan, makian, dan siksaan dari orang-orang kafir yang tidak menerima ajaran
yang dibawa oleh Nabi Muhammad saw. walaupun demikian Nabi Muhammad saw. tetap
tegar dan tidak menyerah sekalipun tantanganya itu sangat berat untuk dihadapi.
Jadi, Nabi Muhammad saw. rela mengorbankan harta, jiwa, dan raganya dalam menegakan ajaran islam.
1.2 Rumusan Masalah
1. Bagaimana
kehidupan Nabi Muhammad sebelum Menjadi Rasul ?
2. Bagaiman
perjuangan Nabi Muhammad Di Kota Mekah ?
1.3 . Tujuan
Penyusunan
makalah ini bertujuan sebagai berikut :
1. Supaya
kita mengetahui Kehidupan Nabi Muhammad Saw di Kota Mekah
2.
|
3.
Supaya
sejarah perjuangan Nabi Muhammad saw itu dijadikan ibroh atau pelajaran oleh
kita
BAB
II
PEMBAHASAN
A.
KEHIDUPAN NABI MUHAMMAD SAW. SEBELUM
MENJADI NABI DAN RASUL
2.1. Masa Kelahiran Nabi Muhammad SAW dan Kebiasaan Masyarakat Jahiliyah
Pada masa kelahiran Nabi Muhammad
SAW terdapat kejadian yang luar biasa yaitu ada serombongan pasukan Gajah
yang dipimpin Raja Abrahah (Gubernur kerajaan Habsyi di Yaman) hendak
menghancurkan Kakbah karena negeri Makkah semakin ramai dan bangsa Quraisy
semakin terhormat dan setiap tahunnya selalu padat umat manusia untuk haji. Ini
membuat Abrahah iri dan Abrahah berusaha membelokkan umat manusia agar tidak
lagi ke Makkah. Abrahah mendirikan gereja besar di Shan’a yang bernama Al-Qulles.
Namun tak seorang pun mau datang ke gereja Al Qulles itu. Abrahah marah besar
dan akhirnya mengerahkan tentara bergajah untuk menyerang Kakbah. Didekat Makkah
pasukan bergajah merampas harta benda penduduk termasuk 100 ekor Unta Abdul
Muthalib.
Dengan tak disangka
Abdul Munthalib kedatangan utusan Abrahah supaya menghadap ke Abrahah. Yang
pada akhirnya Abdul Munthalib meminta Untanya untuk dikembalikan dan bersedia
mengungsi bersama penduduk dan Abdul Munthalib berdo’a kepada Allah supaya
Kakbah diselamatkan.
Keadaan kota Makkah sepi
tentara Abrahah dengan leluasa masuk Makkah dan siap untuk menghancurkan
Kakbah. Allah SWT mengutus burung Ababil untuk membawa kerikil Sijjil
dengan paruhnya. Kerikil itu dijatuhkan tepat mengenai kepala masing-masing
pasukan bergajah tersebut hingga tembus ke badan sampai mati. Peristiwa ini
diabadikan dalam Al-Qur’an surat Al Fiil ayat 1-5. (QS 105 :1-5). Pasukan
bergajah hancur lebur mendapat adzab dari Allah SWT.
|
2.2 Sifat-sifat Muhammad SAW yang
Terpuji Dalam Al-Qur’an dan Taurat
Sittul-Ahl binti Alwal telah bercerita kepada kami, dari Baha’
ibn Abdurrahman, dari Munajahrin ibn Muhammad, dari Hibatullah ibn Ahmad, dari
Husain ibn Ali ibn Bat-ha, dari Muhammad ibn Sa’id Ar-Ras’ini, dari Mu’afi ibn
Sulaiman, dari Fulaih, dari Hilal ibn Ali, dari Atha’ ibn Yasar, ia berkata:
“Ceritakanlah kepadaku tentang sifat-sifat Rasulullah yang digambarkan dalam
Taurat!”
Ia menjawab: “Demi Allah, sesungguhnya sifat beliau dalam
Taurat adalah sama sebagaimana sifatnya dalam Al-Qur’an, yaitu: “Hai Nabi,
sesungguhnya kami mengutusmu untuk menjadi saksi, pembawa kabar gembira dan
pemberi peringatan, sebagai pelindung orang-orang ummi, engkau adalah hamba dan
Rasulku, Aku namakan engkau Al-Mutawakkil yakni yang tidak kasar lagi beringas,
tidak membalas kejahatan dengan kejahatan, akan tetapi memaafkan dan mengampuni.
Allah tidak akan mencabut nyawaya sampai agama ini tegak dimuka bumi dan
orang-orang berkata “Tidak ada Tuhan selain Allah”, yang dengan perkataan ini
maka dibukakan mata yang buta dan telinga yang tuli serta hati yang mati.”
2.3 Nabi Muhammad Berdagang
|
Menginjak masa dewasa, Nabi Muhammad SAW mulai berusaha
sendiri dalam penghidupannya. Karena dia terkenal jujur maka seorang janda kaya
raya bernama Siti Khadijah mempercayai beliau untuk membawa barang dagangannya
ke Syam. Dalam perjalanan ke Syam ini, beliau ditemani oleh seorang pembantu
Siti Khadijah yang bernama Maisarah. Dalam benak Muhammad muncullah kembali
kenangan perjalanannya yang pertama ke Syam bersama Abu Thalib kira-kira 13
tahun yang lalu, melalui padang pasir yang kini sedang menjadi tujuannya pula.
Setelah selesai menjual belikan barang dagangan di Syam, dengan memperoleh laba
yang tidak sedikit, merekapun kembali ke Mekkah. Dan tiba kembali di Mekkah
dengan aman dan selamat. Segera ia melaporkan kepada Khadijah tentang hasil
dagangannya itu dan ia menyerahkan keuntungannya kepada Khadijah dalam keadaan
utuh, suatu sikap yang melambangkan kejujuran dan keluhuran pribadi Muhammad.
Betapa kagum Khadijah terhadap kejujuran Muhammad itu, karena ia sangat
terpercaya, menyerahkan semua keuntungan dagangannya, barang dagangan terjual
habis, seolah-olah Muhammad sangat berpengalaman dalam soal berdagang.
2.4 Nabi
Muhammad Berkeluarga
Kekaguman Khadijah semakin bertambah mendalam terhadap
pribadi Muhammad setelah mendengarkan laporan-laporan Maisarah yang
menyertainya dalam perjalanan niaga itu. Khadijah terkesan sekali dengan tutur
kata, sikap, perangai, tingkah laku dan perbuatan Muhammad selama kelana niaga
itu yang kini sedang dituturkan kembali oleh Maisarah kepadanya. Akhirnya,
perasaan kewanitaannya membersitkan rasa simpati yang sangat mendalam kepada
Muhammad. Khadijah kini mendambakan dirinya hidup disamping Muhammad. Sebelumnya
tidak sedikit laki-laki yang melamar Khadijah, tetapi lamaran mereka
ditolaknya.
|
Sesudah berkeluarga itu, Khadijah membebaskan Muhammad
mengurusi perniagaannya. Khadijah sendiri menanganinya seperti keadaan semula
dan membiarkan suaminya menggunakan waktunya untuk berfikir dan merenung.
Muhammad hidup dalam kerumahtanggaan bersama Khadijah hampir
25 tahun lamanya, sampai tiba saatnya isteri tercinta, Khadijah, meninggal
dunia pada tahun kesepuluh kerasulannya. Perkawinannya dengan Khadijah yang
diliputi kebahagiaan, ketenteraman, kerukunan dan keharmonisan itu memberikan
anak-anak yang bernama Al Qasim (Abdul Qasim), Zainab, Ruqayyah, Ummu Kultsum,
Fatimah dan Abdullah.
2.5 Nabi Muhammad di Angkat Menjadi Rasul
Saat berusia 40 tahun, beliau lebih banyak mengerjakan
tahannuts dari pada waktu-waktu sebelumnya. Pada bulan Ramadhan dibawanya
perbekalan lebih banyak dari biasanya, karena akan bertahannuts lebih lama dari
pada waktu-waktu sebelumnya, dalam melakukan tahannuts beliau sering
mendapatkan mimpi.
Dimalam Ramadhan, bertepatan dengan 6 Agustus tahu 610
Masehi, di waktu Nabi Muhammad SAW sedang bertahannuts di Gua Hira, datanglah
malaikat Jibril membawa tulisan dan menyuruh
Muhammad SAW untuk membacanya, katanya: “Bacalah”. Dengan terperanjat Nabi Muhammad SAW menjawab: “Aku tidak bisa membaca”. Beliau lalu
direngkuh beberapa kali oleh malaikat Jibril sehingga nafasnya sesak, lalu
dilepaskan olehnya seraya disuruhnya membaca sekali lagi: “Bacalah”. Tetapi Muhammad masih tetap menjawab: “Aku tidak bisa membaca”. Begitulah
keadaan berulang sampai tiga kali, dan akhirnya Muhammad berkata: “Apa yang Kubaca”.
Kemudian Jibril berkata:
Inilah wahyu pertama yang diturunkan oleh Allah SWT kepada
Nabi Muhammad SAW. Dan inilah pula saat penobatan beliau sebagai Rasulullah,
atau utusan Allah kepada seluruh umat manusia, untuk menyampaikan risalahnya.
2.6 Nabi Muhammad Berdakwah
Adapun
Nabi Muhammad berdakwah dengan melalui dua cara, yakni:
A. Dakwah secara sembunyi-sembunyi
Setelah Rasulullah SAW menerima
wahyu yang kedua ini yang menjelaskan tugas atas dirinya, mulailah beliau
secara sembunyi-sembunyi menyeru keluarganya yang tinggal dalam satu rumah dan
sahabat-sahabat terdekat beliau, seorang demi seorang, agar mereka meninggalkan
agama berhala dan hanya menyembah Allah Yang Maha Esa. Maka yang mula-mula iman
kepadanya ialah isteri beliau sendiri Siti Khadijah, disusul oleh putera
pamannya yang masih amat muda Ali bin Abi Thalib dan Zaid bin Naritsah, budak
yang kemudian menjadi anak angkat beliau. Setelah itu lalu beliau menyeru Abu
Bakar Siddiq, seorang sahabat karib yang telah lama bergaul dan Abu Bakar pun
segera beriman dan memeluk agama islam.
Setelah Rasulullah SAW diutus menjadi Rasul dan agar
melaksanakan dakwahnya kepada orang Quraisy, maka Rasulullah merasa bingung
bagaimana memulai pendakwahannya tentang ajaran baru yaitu Islam. Pada akhirnya
Rasulullah melaksanakan dakwah tersebut dengan tahapan pertama, yaitu dakwah
secara sembunyi-sembunyi. Dakwah tersebut dilakukan Rasulullah di seputar
keluarganya, selain itu juga dilakukan di kalangan orang-orang tertindas,
lemah, dan membutuhkan pertolongan.
|
Pada tahapan ini, Rasulullah mengajak mereka memeluk Islam, membina mereka dengan pemikiran-pemikirannya, membimbing mereka dengan hukum-hukumnya dan membentuk kutlah atau kelompok. Demikian itu menunjukkan bahwa Rasulullah tidak pernah lepas dari dakwah dan bersungguh-sungguh membina orang-orang yang masuk Islam dengan pemikiran-pemikiran. Beliau mengumpulkan mereka di rumah Al-Arqam, dan mengirim sahabat yang akan membina mereka dalam bentuk kutlah di berbagai halaqah. Selain kutlah, Rasulullah membina secara berkelompok. Pembinaan secara kelompok yang dilakukan oleh Rasulullah hanya untuk orang-orang yang bersimpati kepada Islam dan siap untuk menerima Islam.
Materi dakwah yang dilakukan Rasulullah secara sembunyi-sembunyi merupakan ayat-ayat yang turun kepada Rasul untuk mengajak pada ketauhidan, mengingkari keberhalaan, dan kesyirikan serta mengutuk keduanya, dan mencela bapak-bapak dan nenek moyang tanpa pemikiran. Muatan ayat-ayat yang turun mencela muamalah-muamalah yang rusak, menyerang riba dan menhantam perdagangan yang rusak dna penipuan dalam takaran dan timbangan.
Selama tiga tahun berdakwah, hanya empat orang/ pengikut yang masuk Islam dan menjadi pengikut Rasulullah. Diantaranya adalah Istri nabi Muhammad Khadijah, dari keluarganya adalah Ali bin Abi Thalib, sedangkan dari kalangan budak adalah Zaid bin Harisah, dan dari kalangan kerabat dekatnya Abu Bakar atau yang disebut juga dengan nama Attiq bin Usman. Dengan perantara Abu Bakar, banyak orang yang masuk Islam, diantaranya; Usman bin Affan, Talhah bin Ubaidillah bin Jarrah, Abdurrahman bin Auf, Arqam bin Abil Arqam, Fatimah binti Khottob, dan suaminya dan lain-lain. Pada tahap pertama ini, tantangan yang dialami oleh Rasulullah masih sedikit, karena masih dalam tahap sembunyi-sembunyi, jadi belum terlalu keras dan terjal dalam pendakwahannya.
Dengan perantara Abu Bakar, banyak
orang-orang yang memeluk agama islam, antara lain ialah: Utsman bin ‘Affan,
Zubair bin Awwam, Sa’ad bin Abi Waqqash, Abdurrahman bin ‘Auf, Thalhah bin
‘Ubaidillah dan masih banyak lagi. Mereka ini dapat gemblengan dan pelajaran
tentang agama islam oleh Rasul sendiri ditempat yang tersembunyi dirumah Arqam
bin Abil Arqam.
B. Menyiarkan Agama Islam Secara Terang-terangan
Tiga tahun lamanya Rasulullah SAW
melakukan da’watul afrad, kemudian setelah itu turunlah firman Allah surat
Al-Hijr ayat 94 yang artinya:
“Maka jalankanlah apa yang
diperintahkan kepadamu dan berpalinglah dari orang-orang musyrik”.
|
Dakwah
secara terang-terangan ini dimulai sejak tahun ke-4 dari kenabian, yakni
setelah turunnya wahyu yang berisi perintah Allah SWT agar dakwah itu
dilaksanakan secara terang-terangan. Wahyu tersebut berupa ayat Al-Qur’an Surah
26: 214-216.
Tahap-tahap
dakwah Rasulullah SAW secara terang-terangan ini antara lain sebaga berikut:
- Mengundang kaum kerabat keturunan dari Bani Hasyim, untuk menghadiri jamuan makan dan mengajak agar masuk Islam. Walau banyak yang belum menerima agama Islam, ada 3 orang kerabat dari kalangan Bani Hasyim yang sudah masuk Islam, tetapi merahasiakannya. Mereka adalah Ali bin Abu Thalib, Ja’far bin Abu Thalib, dan Zaid bin Haritsah.
- Rasulullah SAW mengumpulkan para penduduk kota Mekah, terutama yang berada dan bertempat tinggal di sekitar Ka’bah untuk berkumpul di Bukit Shafa.
Pada
periode dakwah secara terang-terangan ini juga telah menyatakan diri masuk
Islam dari kalangan kaum kafir Quraisy, yaitu: Hamzah bin Abdul Muthalib (paman
Nabi SAW) dan Umar bin Khattab. Hamzah bin Abdul Muthalib masuk Islam pada
tahun ke-6 dari kenabian, sedangkan Umar bin Khattab (581-644 M).
2.7 Tekanan dan Ancaman Kafir Quraisy
|
Ia menjawab: “Aku pernah bersama
kafir Quraisy pada saat mereka sedang berkumpul di Hijr. Mereka membicarakan
tentang Rasulullah SAW dan berkata: “Kami sudah tidak sabar lagi terhadap orang
ini (Muhammad), karena ia telah menghancurkan cita-cita kami dan mencela
tuhan-tuhan kami”.
Pada saat itu juga Rasullullah SAW
muncul dan langsung mencium Hajar Aswad dan kemudian thawaf. Ketika beliau
sedang mengelilingi ka’bah, maka kafir Quraisy mencaci maki beliau dengan
kata-kata kasar. Pada putaran kedua mereka mencacinya dengan perkataan serupa.
Pada putaran ketiga maka mereka juga mencaci dengan kata-kata kasar. Tak hanya
sampai disitu, setiap bertemu Rasulullah mereka selalu memperolok-olokkan
Rasullullah.
Pada
umumnya, orang kafir Quraisy tidak senang menerima kehadiran agama Islam di
tengah-tengah kehidupan mereka. Para tokoh masyarakatnya mulai menyebarkan isu
yang tidak benar mengenai ajaran yang dibawa Nabi Muhammad saw. sehingga banyak
masyarakat yang terpengaruh oleh isu-isu yang menimbulkan fitnah tersebut.
Salah seorang tokoh masyarakat Quraisy yang selalu
menghalangi gerakan dakwah Nabi Muhammad saw. adalah Abu Lahab. Ia mulai
menghasut masyarakat Arab Quraisy supaya membenci Nabi Muhammad saw. dan Islam.
Bahkan Abu Thalib, paman Nabi yang memelihara dan mengasuhnya sejak kecil juga
dihasut untuk melarang Nabi Muhammad saw. agar tidak menyebarkan ajaran Islam.
Ia mendapat ancaman dan dipaksa untuk memenuhi keinginan masyarakat Quraisy
tersebut.
Pada suatu ketika, Abu Thalib membujuk Nabi Muhammad saw.
agar bersedia menghentikan kegiatan dakwahnya karena banyak tokoh masyarakat
kafir Quraisy yang mengancamnya bila ia tidak berhasil membujuk Nabi Muhammad
saw. untuk menghentikan dakwahnya. Namun permohonan pamannya itu tidak
dikabulkan, bahkan ia berkata tegas: “Wahai pamanku, demi Allah, sekiranya
matahari diletakkan di sebelah kananku, dan bulan di sebelah kiriku supaya aku
berhenti berdakwah, pasti aku tidak akan mau berhenti berdakwah sampai Allah
memberiku kemenangan atau aku binasa dalam perjuangan.”
|
Mendengar perkataan dan tekad bulat Nabi Muhammad saw. untuk
terus berjuang, Abu Thalib tidak bisa berbuat banyak kecuali menyerahkan
sepenuhnya kepada Nabi Muhammad saw. Hanya saja ia berpesan agar waspada dalam
menyebarkan dakwah Islam dan berusaha menghindari ancaman masyarakat Quraisy.
Orang-orang kafir Quraisy tidak berani berhadapan langsung
dengan Nabi Muhammad saw. untuk memintanya agar meninggalkan kegiatan dakwah
karena mereka masih memandang posisi sosial pamannya, yaitu Abu Thalib. Tetapi
mereka berani mengambil tindakan terhadap keluarga dan para sahabat Nabi.
Melihat usaha pendekatan Abu Thalib gagal dan agama Islam
terus memperoleh pengikut, Abu Jahal dan Abu Sufyan mendatangi Abu Thalib
kembali sambil mengancam. Mereka berkata: “Hai Abu Thalib, kamu sudah tua, kamu
harus mampu menjaga dirimu jangan membela Muhammad. Kalau hal itu dilakukan
terus maka keluarga kita akan pecah.” Tetapi ancaman itu juga tidak berhasil.
Hal itu disebabkan karena tekad kuat Nabi Muhammad saw. sudah bulat untuk terus
melaksanakan dakwah Islam kepada masyarakat Mekkah meskipun ia harus bertaruh
nyawa.
Gagal melakukan pendekatan melalui jalur kekeluargaan,
akhirnya pemimpin masyarakat Quraisy lainnya menjumpai Abu Thalib untuk
membujuknya agar bisa menghentikan dakwah kemenakannya itu. Kali ini bukan
ancaman yang diberikan, melainkan tawaran. Ia menawarkan seorang pemuda tampan
bernama Amrah Ibnu Walid yang usianya sebaya dengan Nabi Muhammad saw. Lalu
mereka berkata: “Hai Abu Thalib, Muhammad saya tukarkan dengan pemuda ini.
Peliharalah orang ini dan serahkan Muhammad kepada kami untuk kami bunuh.”
Mendengar ancaman dan tekanan itu, Abu Thalib menjawab
dengan suara lantang: “Hai orang kasar, silakan dan berbuatlah sesukamu. Aku
tidak takut!” Kemudian Abu Thalib mengundang keluarga Bani Hasyim untuk meminta
bantuan dan menjaga Muhammad saw. dari ancaman dan penganiayaan kafir Quraisy.
|
Mendengar tawaran itu, Nabi Muhammad saw. menjawab dengan
tegas melalui surah as-Sajadah ayat 1-37. Demi mendengar firman itu, Uthbah
tertunduk malu dan hati kecilnya membenarkan ajaran Nabi Muhammad saw. Kemudian
ia kembali ke kaumnya dan menceritakan apa yang baru saja dialaminya. Kemudian
ia menganjurkan kepada masyarakat Quraisy dan kawan-kawannya untuk menerima
ajakan Muhammad saw.
Mereka yang tidak senang dengan ajakan Nabi Muhammad saw.
terus berusaha mengganggu dan merintangi dakwah Nabi dengan berbagai cara,
termasuk penyiksaan dan pembunuhan. Di antara sahabat Nabi Muhammad saw. yang
mendapat siksaan dari kafir Quraisy adalah Bilal bin Rabah, Yasr, Amr bin
Yasir, Sumaiyah (isteri Yasir), Khabbah bin Aris, Ummu Ubais, Zinnirah, Abu
Fukaihah, Al-Nadyah, Amr bin Furairah, dan Hamamah. Mereka menerima siksaan di
luar batas perikemanusiaan, misalnya dipukul, dicambuk, tidak diberi makan dan
minum. Bilal dijemur di terik matahari dan ditindih batu besar. Isteri Yasir
yang bernama Sumaiyah ditusuk dengan lembing sampai terpanggang.
Siksaan itu ternyata tidak hanya dialami oleh hamba sahaya
dan orang-orang miskin, tetapi juga dialami oleh Abu Bakar ash-Shiddiq, Zubair
bin Awwam. Namun siksaan yang dialami Abu Bakar ash-Shiddiq tidak berlangsung
lama karena ia mendapat pertolongan dari sukunya yaitu Bani Taymi.
Hambatan, gangguan, dan ancaman terus berlangsung dilakukan
masyarakat kafir Quraisy terhadap umat Islam hingga akhirnya umat Islam
diperintahkan oleh Nabi Muhammad saw. untuk hijrah ke Habsyi (Etheopia).
|
Hal penting yang dapat ditarik dari pelajaran di atas adalah
bahwa apapun resiko yang akan dihadapi masyarakat muslim dalam berjuang
menegakkan kebenaran dan penyiaran nilai-nilai keislaman, harus dihadapi dengan
keteguhan jiwa, kesabaran, dan tawakal. Selain itu juga harus diupayakan
cara-cara terbaik dalam menyebarkan ajaran Islam sehingga tujuan dan sasaran
yang ingin dicapai dapat berhasil dengan baik. Rasulullah saw. telah memberikan
contoh yang baik. Beliau tetap tabah, sabar, tekun, dan berjiwa besar dalam
menyebarkan ajaran Islam yang diterimanya. Beliau tidak terkecoh dalam
kedudukan, pangkat, harta, dan wanita atau kehormatan duniawi lainnya.
|
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Siapapun yang
meneliti kehidupan beliau, maka ia akan menemukan pesona-pesona agung yang
pengaruhnya begitu kuat terhadap jiwa manusia. Kita akan mengetahui bagaimana
seorang Muhammad mampu mendobrak tatanan masyarakat jahiliyah yang begitu keras
peradabannya dan menyembah berhala, menjadi masyarakat yang berakhlak dan
menyembah Allah yang satu. Jawabannya adalah, semua itu karena pengaruh keimanan
diiringi dengan kemuliaan akhlak. Yang diwariskan Nabi Muhammad SAW.
Sebagaimana firman Allah SWT kepadanya: “Dan sesungguhnya engkau (Muhammad),
benar-benar berbudi pekerti luhur.”.
3.2 Saran
Didalam penulisan
makalah ini, kami menyadari belum sempurna dan lengkap menjelaskan bagaimana
Perjuangan Nabi Muhammad SAW di Mekkah, untuk itu diharapkan kepada setiap
orang yang membaca makalah ini untuk mencari dari sumber-sumber/ media yang
lain.
|
Daftar pustaka
Imam
Adz-Dzahabi.2005.As-Sirah An-Nabawwiyah.Semarang:
Pustaka Nuun
Faisal
Ismail.1984.Sejarah Kebudayaan Islam.Yogyakarta:
CV.BINA USAHA
M.Abi
Tofani.2002.Kisah 25 Nabi dan Rasul.Surabaya:
Pustaka Agung Harapan
Muhammad
Husain Haekal.1982.Sejarah Hidup Muhammad.Jakarta:
PT.Dunia Pustaka
http://hikmah-kata.blogspot.com/2012/09/hambatan-dan-rintangan-dakwah-nabi.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar